Artikel Menjaga Etika Makan



PENTINGNYA MAHASISWA STAIN SORONG
MENJAGA ETIKA MAKAN

MAKALAH
Oleh:
Eka Hardiyanti Bugis
Jurusan Tarbiyah
Program Studi Bahasa Inggris

Dosen pembimbing:
Muhammad Rais Amin, S.Ag.,M.Ag.


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SORONG
PAPUA BARAT
2013



PENTINGNYA MAHASISWA STAIN SORONG
MENJAGA ETIKA MAKAN
Eka Hardiyanti Bugis

Abstrack; Etika makan adalah aturan-aturan atau kebiasaan dan tingkah laku yang baik pada waktu makan, baik dalam pergaulan dengan masyarakat maupun dengan keluarga. Etika mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia pada umumnya, yaitu sebagai salah satu pelengkap hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain atau masyarakat. Kemanapun orang pergi akan selalu berhadapan dengan apa yang dinamakan etika yaitu sesuatu yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang beradab. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alasan perlunya mahasiswa STAIN Sorong menjaga etika makan yang benar. Karenanya, agar dapat membahas lebih lanjut digunakan dua metode, yaitu metode observasi dan interview. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan, sebagian besar mahasiswa STAIN Sorong masih kurang memperhatikan etika makan yang benar. Etika makan yang diterapkan oleh mahasiswa STAIN Sorong sebenarnya sudah mengikuti ajaran Rasul, yaitu makan dengan cara duduk. Namun yang disayangkan, kurangnya mahasiswa menjaga etika dengan sempurna karena seringnya mengadakan obrolan-obrolan disela-sela makan. Sedangkan sebagian besar mahasiswa sudah paham tentang pentingnya menjaga etika makan. Sehingga diperlukan kesadaran individualis dalam mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah SAW. Melihat dampak yang akan dirasakan dari kurangnya perhatian terhadap etika makan yang benar sangatlah fatal.

I. Pendahuluan
Makan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang tak mungkin ditinggalkan. Ia merupakan kebutuhan utama yang harus dicukupi oleh setiap manusia. Untuk kelangsungan hidup dan menjalankan aktivitas sehari-hari, tubuh manusia membutuhkan energi yang cukup. Energi tersebut akan terpenuhi dengan mengkonsumsi makanan secara teratur. Hal demikian juga diungkapkan oleh seorang ibu rumah tangga[1] yang menyatakan bahwa sumber energi utama manusia agar memiliki tenaga yang cukup dalam beraktivitas adalah melalui makan. Tanpa makan manusia tidak bisa melakukan seluruh aktivitasnya secara maksimal. Selain itu, manusia juga akan merasakan kelaparan bahkan kematian.
Dalam ajaran Islam, telah diatur etika makan yang benar. Hal ini diajarkan oleh Rasulullah SAW sejak 14 abd yang silam. Salah satu etika makan yang diajarkan Rasulullah SAW adalah makan meggunakan tangan kanan. Umar ibn Abi Salamah ra. meriwayatkan “Suatu hari ia mendatangi Rasulullah SAW. Di rumah beliau ada makanan. Rasulullah berkata “kemarilah, sebut nama Allah, dan makanlah dengan tangan kanan apa yang ada dihadapanmu”.[2] Sebagai seorang muslim yang taat pada ajaran Rasulullah, sudah sepatutnya kita melaksanakan apa yang diajarkannya, termasuk mengikuti tata cara dan etika makan beliau. Sedangkan bagi seseorang yang tidak mengindahkan apa yang beliau ajarkan, akan mendapat ganjaran berupa dosa.
Makan dengan etika makan yang benar bukan sekedar ajaran Rasulullah yang tak memiliki makna. sudah pasti setiap yang berasal dari Rasulullah bukan perilaku yang tidak memiliki manfaat. Alasan dianjurkannya makan dengan etika yang benar adalah untuk menunjukkan ciri sebagai manusia yang beradab. Selain itu, makan dengan etika yang benar juga bertujuan agar tunuh dapat melakukan proses pencernaan dengan baik. Hal tersebut didukung oleh argumen seorang mahasiswi STAIN Sorong yang menyatakan bahwa “perlunya memperhatikan etika makan yang benar agar makanan yang dikonsumsi akan berguna sebagaimana mestinya”.[3]
Ketika kita merasa lapar kemudian makan, makanan itu tidak langsung diubah menjadi energi. Setelah melalui proses pencernaan, barulah zat makanan dapat diserap oleh tubuh lalu diubah menjadi energi. Namun, proses pencernaan tidak akan berlangsung dengan baik jika saat mengonsumsi makanan, kita tidak menerapkan etika makan yang benar. Contohnya makan sambil bersandar atau  tiduran menyebabkan organ pencernaan tidak akan bekerja secara optimal sehingga berdampak sakit perut. Hal ini terjadi karena organ pencernaan mengalami gangguan bahkan dapat berakibat fatal.
Aktivitas yang dilakukan manusia sangat banyak. Begitu pun dengan mahasiswa. Mereka banyak melakukan kegiatan baik yang berkaitan dengan kampus maupun di luar kampus. Banyaknya aktivitas yang dilakukan mahasiswa tersebut seringkali membuat waktu untuk memulihkan kembali energinya sangatlah singkat. Sehingga menyebabkan mahasiswa kurang menjaga etika makan yang baik saat mengonsumi makanan. Padahal saat makan sangat dianjurkan untuk duduk dengan tenang dan tidak terburu-buru menghabiskan makanan, agar proses pencernaan di dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah pokok yang diangkat dalam artikel ini adalah mengapa mahasiswa STAIN Sorong penting untuk memperhatikan etika makan yang benar?. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dirumuskanlah 3 permasalahan sebagai berikut yaitu; pertama, bagaimana etika makan yang benar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW?. Kedua, etika makan seperti apakah yang diterapakan oleh mahasiswa STAIN Sorong?. Ketiga, apakah dampak yang akan dirasakan jika tidak memperhatika etika makan yang benar?

II. Etika Makan Yang Diajarkan Rasulullah
A.    Pandangan Islam Tentang Etika Makan yang Benar
Islam sebagai agama yang di ridhoi oleh Allah SWT, merupakan agama yang paling sempurna. Melalui perantara nabi Muhammad SAW, Allah secara langsung menjamin kesempurnaan tersebut. Selain itu, hukum Islam juga merupakan hukum yang paling sempurna, sebab hukum-hukum tersebut berasal dari Allah SWT. Sebagai agama yang sempurna, Islam pun mengajarkan adab dan etika yang benar dalam kehidupan sehari-hari. La Ode Muhammad Sagaf, mahasiswa STAIN Sorong juga berpendapat mengenai hal ini. Ia mengatakan “apa yang diajarkan Islam mengenai adab dan etika telah mencakup seluruh sendi-sedi kehidupan. Seperti adab dan etika berpakaian, berbicara, makan, dan lain sebagainya”.[4] Ajaran Islam yang begitu luas dalam kehidupan manusia bukan sekedar perintah dari Allah SWT. Melainkan bertujuan agar manusia dapat hidup dalam kemaslahatan, sehingga harmonisasi dapat terwujud antar umat manusia.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu etha, yang berarti adat kebiasaan.[5] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika  mempunyai dua arti yaitu: pertama, ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban (akhlak). Kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.[6] Etika adalah sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Etika Islam sebagai ajaran yang dianjurkan dalam Islam yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, dengan meneladani Nabi Muhammad SAW, yang di dalam akidah Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Islam telah memerintahkan setiap Muslim manakala Rasulullah saw memerintahkan suatu perkara atau melarang suatu perkara untuk bersikap patuh dan taat. Lebih dari itu setiap Muslim diharuskan memaksa dirinya agar bisa mencontoh segala apa yang menjadi perilaku Rasulullah saw. Apalagi perkara itu merupakan perintah wajib yang harus dijalankan dan larangan haram yang harus ditinggalkan. Salah satu sisi Rasulullah yang harus kita taati adalah dalam hal kebiasaan beliau makan dan minum. Islam tidak memerintahkan umatnya makan sesuka hati, makan terlalu kenyang dan sebagainya. Tabiat makan yang boleh diteladani ialah mengikut sunnah Rasulullah SAW. Terdapat beberapa adab dan etika yang perlu dipatuhi untuk memastikan kesehatan tubuh badan terpelihara.

B.     Etika Makan Rasulullah
Allah SWT telah mensyariatkan melalui utusan-Nya mengenai etika makan yang benar menurut ajaran Islam. Etika Rasulullah sebelum makan yaitu: pertama, usahakan makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang halal, sehat, dan bersih dari kotoran. Allah SWT berfirman Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu“. (Al-Baqarah:172).[7] Yang baik disini artinya adalah yang halal. Kedua, membaca basmallah, agar mencegah setan dari ikut berpartisipasi menikmati makanan tersebut. Ketiga, mencuci kedua tangan sebelum makan jika keduanya kotor, atau  tidak dapat memastikan kebersihan keduanya. Keempat, meletakkan makanannya menyatu di atas tanah, dan tidak di atas meja makan, karena cara tersebut lebih dekat kepada sikap tawadlu’. Kelima, duduk dengan tawadlu dengan duduk berlutut, atau duduk di atas kedua tumitnya, atau menegakkan kaki kanannya dan ia duduk di atas kaki kirinya. Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak makan dalam keadaan bersandar, karena aku seorang budak yang makan seperti makannya budak, dan aku duduk seperti duduknya budak”.[8] Keenam, Menerima makanan yang ada. Ketujuh, beliau makan bersama orang lain, misalnya dengan tamu, atau istri, atau anak, atau pembantu, karena Rasulullah saw. bersabda, “Berkumpullah kalian di makanan kalian niscaya kalian diberi keberkahan di dalamnya”.[9]
Saat sedang makan pun, Rasulullah SAW tetap menjaga etika yang benar. Etika Rasulullah saat sedang makan diantaranya yaitu: pertama, makan dengan tiga jari tangan kanannya, mengecilkan suapan, mengunyah makanan dengan baik, makan dari makanan yang dekat dengannya (pinggir) dan tidak makan dari tengah piring. Kedua, mengunyah makanan dengan baik, menjilat piring makanannya sebelum mengelapnya dengan kain, atau mencucinya dengan air. Ketiga, tidak meniup makanan yang masih panas, memakannya ketika telah dingin, tidak bernafas di air ketika minum, dan bernafas di luar air hingga tiga kali. Keempat, Rasulullah SAW hanya makan ketika benar-benar lapar. Kelima, tidak bersandar saat makan. Keenam, tidak minum sebelum makan. Ketujuh, jika ada makanannya yang jatuh, ia mengambil dan memakannya, karena Rasulullah saw bersabda“Jika sesuap makanan kalian jatuh, hendaklah ia mengambilnya, membuang kotoran daripadanya, kemudian memakan sesuap makanan tersebut, serta tidak membiarkannya dimakan syetan”.[10] Kedelapan, menghindari kenyang yang berlebihan.
Setelah makan, ada beberapa hal yang beliau lakukan yang menjadi contoh untuk kita semua. Pertama, membaca hamdalah. Kedua, beliau berhenti makan sebelum kenyang,  agar  tidak jatuh dalam kebinasaan, dan kegemukan yang menghilangkan kecerdasannya. Ketiga, menjilat tangannya, kemudian mengelapnya, atau mencucinya. Namun mencucinya lebih baik. Keempat, membersihkan sisa-sisa makanan di gigi-giginya, dan berkumur untuk membersihkan mulutnya, karena dengan mulutnya itulah ia berdzikir kepada Allah Ta‘ala, berbicara dengan saudara-saudaranya, dan karena kebersihan mulut itu memperpanjang kesehatan gigi. Kelima, memuji Allah Ta‘ala setelab ia makan, dan minum.

C.     Anjuran Rasulullah untuk Makan dengan Etika yang Benar
Tidak dapat dinafikan makanan dan minuman elemen penting dan berharga dalam kehidupan untuk memastikan manusia dapat hidup dengan sejahtera, menjalankan kegiatan hariannya dengan lancar dan memastikan seseorang itu tidak hilang semangat karena kelaparan. Dalam hal ini, Nabi kita Muhammad SAW telah memberikan contoh etika makan yang benar, sebagaimana telah diuraikan di atas. Makan dengan mencontoh etika makan Rasulullah, berarti telah menunjukkan kepatuhan kita kepada utusan Allah. Tentunya hal ini akan berbuah pahala karena kita melaksanakan sunnah nabi. Selain itu, makan dengan etika yang benar dapat membantu proses pencernaan agar bekerja secara optimal.
Seringkali kita jumpai pada kaum muslimin cara-cara makan yang tidak sesuai dengan etika yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, mungkin karena ilmu belum sampai kepada mereka atau karena malas dan mungkin juga karena enggan untuk melakukannya. Untuk golongan yang pertama mungkin perlu  diluruskan dengan cara yang hikmah yakni dengan menjelaskan dalil-dalil yang shahih tentang bagaimana cara makan Rasulullah saw, sehingga mereka dapat mengetahui untuk kemudian diamalkan.[11] Untuk golongan kedua, di samping perlu dijelaskan dalil-dalil yang shahih juga perlu diberi peringatan yang baik serta dijelaskan kepadanya ancaman-ancaman Allah, agar mereka takut dengan ancaman itu. Agar mereka mau menjalankan sunnah Rasulullah saw.[12] Sedangkan untuk golongan yang ketiga kita dakwahi dengan cara golongan yang pertama dan kedua perlu dipatahkan alasan-alasan mereka meninggalkan sunnah, sehingga mereka yakin bahwa alasan mereka itu ternyata salah dan lemah bagaikan rumah laba-laba. Dan akhirnya mau menjalankan cara-cara yang diajarkan oleh Rasul.[13]
Sebagai manusia sosial, tentunya banyak aktivitas yang kita kerjakan. Saking sibuknya kita menjalani rutinitas sehari-hari, hingga terkadang kita tidak memperhatikan etika makan yang benar sesuai yang diajarkan Rasulullah. Seperti, makan sambil berdiri, tidak membaca basmallah, bahkan makan menggunakan kedua tangan yang berarti melibatkan tangan kiri. Rizky Zulqaidah Ihamahu, seorang mahasiswi Universitas Hasanudin jurusan Teknik Sipil, menanggapi hal ini. Menurutnya, sebaiknya kita tetap istiqomah sebab makan dengan etika yang benar termasuk himbauan Rasulullah yang pasti untuk kebaikan kita sendiri.[14] Selain itu dengan terus berusaha menjadi umat yang baik, yang selalu mengikuti ajaran Rasulullah SAW.

II. Etika Makan Mahasiswa STAIN Sorong

A.    STAIN Sorong
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sorong atau disingkat STAIN Sorong, adalah sebuah lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi milik Kementrian Agama Republik Indonesia. STAIN Sorong terletak di Jalan Sorong-Klamono Km.17 Klablim Sorong, Papua Barat. STAIN Sorong merupakan peralihan dari STAIS (Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta) Al-Hikmah. Sebagai perguruan tinggi yang masih berusia muda, STAIN Sorong menyediakan tiga jurusan yaitu: jurusan Dakwah, Tarbiyah, dan Syari’ah. Kondisi lingkungan STAIN Sorong yang jauh dari keramaian ditambah jumlah mahasiswanya yang masih sedikit, menciptakan suasana sedikit sunyi. 
 
(STAIN Sorong 2013)


Namun, hal ini tidak menyusutkan semangat belajar mahasiswa di dalamnya. Diungkapkan oleh Siti Muslimah, mahasiswi jurusan Tarbiyah yang menyatakan bahwa dengan suasana sunyi tersebut membuatnya menjadi lebih fokus terhadap mata kuliah yang disampaikan dosen. Sehingga mata kuliah yang disampaikan lebih cepat dipahami.[15]
STAIN Sorong dengan jumlah mahasiswa ygn tidak lebih dari 1000 orang, tidak berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa. Beragam kegiatan banyak diadakan baik oleh pengurus Senat STAIN Sorong, pihak pengelola STAIN Sorong, maupun organisasi-organisasi yang berdiri di dalamnya. Sedangkan aktivitas rutin yang diadakn seperti senam bersama di pagi hari Jumat, siaran radio bagi mahasiswa jurusan Dakwah, hingga sholat Dzuhur berjamaah di Musholah. Venny Rahmawati menambahkan, aktivitas mahasiswa STAIN Sorong yang paling umum yaitu belajar, browsing internet di ICT STAIN Sorong, mengerjakan tugas, dan nongkrong.[16] Untuk tempat nongkrong atau bersantai yang paling ramai dikunjungi mahasiswa adalah kantin kampus.
Kantin STAIN Sorong merupakan satu-satunya tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk seluruh warga STAIN Sorong. Selain berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, suasana kantin yang nyaman juga sebagai tempat berkumpul mahasiswa STAIN Sorong saat jam kuliah kosong. Namun sayangnya, bangunan kantin yang tidak begitu besar, tidak sanggup menampung banyak mahasiswa. Komentar seorang mahasiswi jurusan Tarbiyah, Nilovi Kausarillah yang menyatakan bahwa “letak kantin yang strategis di antara dua gedung kuliah memudahkan mahasiswa untuk menjangkaunya. Namun, pelayanan yang diberikan kurang memadai disebabkan kurangnya jumlah pihak pengelola kantin”.[17] Hal ini biasanya berdampak pada antrian mahasiswa.

 
(Kantin STAIN Sorong tampak dari depan)

B.     Etika Makan Mahasiswa STAIN Sorong
Waktu makan bagi sebagian besar mahasiswa STAIN Sorong yaitu berkisar sekitar jam 10 pagi saat jam kuliah pertama usai. Namun ada sebagian mahasiswa yang datang lebih awal ke kantin di pagi hari untuk makan disebabkan belum sarapan pagi. Karena tidak menentunya jam kuliah setiap program studi yang ada di STAIN Sorong, kantin hampir setiap jam kedatangan pengunjung. Menurut Bella Mulia Anggraini, mahasiswi jurusan Syari’ah menyatakan kantin akan segera ramai disaat banyak kelas yang memiliki jam kosong.[18] Makanan yang dikonsumsi mahasiswa bermacam-macam. Namun, mahasiswa lebih dominan kepada makanan yang dapat mengganjal perut daripada memgonsumsi makanan ringan. Makanan yang sangat digemari oleh mahasiswa adalah goreng tempe, pisang, maupun singkong.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan, hampir sebagian besar mahasiswa mengonsumsi makanan di kantin. Sebagian kecil lainnya lebih memilih membawa makanan ke ruangan. Mahasiswa STAIN Sorong layaknya manusia biasa, masing-masing memiliki kebiasaan makan dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian makan dengan etika yang benar, yaitu sambil duduk dan membaca basmallah, sebagian lainnya makan dengan etika yang salah, seperti sambil bersenda gurau, meniup makanan, duduk dengan posisi yang tidak benar, makan sambil berjalan, dan lain sebagainya. Terlebih, mahasiswa yang sedang makan lalu meniggalkan makanannya atau membuangnya disebabkan dosen masuk ke kelas.
(Tampak seorang mahasiswi STAIN Sorong hendak menyantap makanan)


Etika atau cara makan mahasiswa yang bervariasi tersebut, sama halnya dengan manusia lainnya. Yang sudah menjadi kebiasaan mahaiswa tersebut, hingga tak disadari bahwa etika makan yang diterapkan adalah etika makan yang salah. Dari beragam etika makan yang diterapkan mahasiswa yang telah diuraikan di atas, etika makan yang banyak diterapkan oleh mahasiswa yaitu makan sambil duduk, beramai-ramai dan sambil mengobrol. Hal ini karena mahasiswa sering pergi ke kantin secara bergerombol bersama teman-temannya.

C.     Kesadaran Mahasiswa STAIN Sorong dalam Menjaga Etika Makan yang Benar
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan sebagian mahasiswa STAIN Sorong, banyak yang sudah memahami etika makan yang benar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagian besar dari mereka menyadari akan pentingnya menjaga etika makan yang benar. Seperti Vhina, mahaiswi jurusan Syari’ah yang menyatakan bahwa “paham dengan etika makan yang benar, dan perlu untuk diterapkan. Contohnya makan tidak boleh bersuara jika mengunyah, karena akan dianggap sebagai orang yang tidak sopan”.[19] Begitu pula dengan Wahidatul Munawarah, mahasiswi jurusan Tarbiyah yang menyatakan cukup paham dengan etika makan yang benar sesuai ajaran Rasulullah.[20]
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap etika makan mahasiswa STAIN Sorong, ketika mahasiswa datang bergerombol ke kantin lalu makan, mereka menikmati makanan sambil membuat obrolan-obrolan kecil. Hal tersebut membuat makanan yang mereka konsumsi sangat lama untuk dihabiskan. Apabila obrolan-obrolan kecil tersebut mengarah kepada pembicaraan yang lucu, mereka tidak segan tertawa dengan suara yang besar yang menyebabkan makanan yang sudah dimasukkan ke dalam mulut tersangkut di tenggorokan. Hal ini dapat berakibat fatal, jika makanan yang tersangkut tidak segera dikeluarkan atau ditelan kembali. Masalah yang lebih parah yang pernah dialami oleh seorang wanita muda asal Australia berusia 26 tahun saat makan sambil tertawa terbahak-bahak mengakibatkan tertelannya sendok teh yang dikulumnya.[21]
Kesadaran akan etika makan yang benar, tampaknya tidak menjadi alasan untuk tetap istiqomah mejalankan sunnah nabi. Hal ini terbukti dengan kesadaran tersebut, namun masih tetap menerapkan pola makan dengan etika yang tidak Rasulullah ajarkan. Menanggapi hal ini, Muzaki Aflah, mahasiswa STAIN Sorong jurusan Tarbiyah mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan mahasiswa maupun masyarakat lainnya tidak mengindahkan ajaran nabi tersebut. Pertama: faktor keluarga, karena orang tua tidak mengajarkan etika makan yang benar dan tidak adanya tradisi makan dengan etika yang benar di dalam keluarga. Kedua: faktor pribadi, bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan secara individu, tidak terbiasa makan dengan etika yang benar, terburu-buru, dan sibuk menjalankan aktivitas. Ketiga: faktor lingkungan, karena orang-orang sekitar yang menerapkan etika makan yang salah sehingga berpengaruh pada etika makan mahasiswa.[22]





III. Dampak Buruk Akibat Tidak  Memperhatikan Etika Makan yang Benar

A.    Dampak Terhadap Perilaku Sehari-hari
Akibat terbiasanya makan dengan etika yang salah, dapat menyebabkan perubahan sikap atau perilaku sehari-hari menjadi lebih buruk. Dampak yang pertama yaitu hilangny sikap sopan dan santun. Sikap sopan dan santun seseorang dapat ditunjukkan secara tidak langsung saat ia sedang makan. Apabila seseorang terbiasa makan dengan etika yang salah, seperti makan sambil berdiri maupun duduk namun tidak dengan duduk yang baik, atau makan sambil berbunyi saat mengunyah. Seringkali sikap yang ditunjukkannya saat melakukan aktivitas yang lain pun akan sama dengan kebiasaan buruknya saat makan. Seperti tidak menghormati orang yang lebih tua dan sikap tidak sopan lainnya terhadap orang disekitarnya.
Dampak yang kedua yaitu berperilaku tergesa-gesa menjadi kebiasaan. Karena tidak dapat meluangkan waktu khusus untuk makan, aktivitas lainnya pun menjadi tergesa-gesa. Terutama saat sarapan pagi. Padahal sarapan pagi sangat diperlukan seseorang sebelum memulai aktivitas. Agar tubuh mendapat asupan energi yang cukup sehingga aktivitas akan berjalan lancar. Selain itu, apabila kita terbiasa tidak menghiraukan etika makan disela-sela kesibukan karena alasan tergesa-gesa, sebaliknya akan membawa dampak buruk bagi tubuh. Seperti tubuh akan lemas, perut sakit, dan yang paling mendominasi yaitu sakit kepala.
Dampak ketiga yaitu berkurangnya kesadaran untuk berperilaku sesuai etika yang benar. Hal ini berkaitan dengan hubungan sikap seseorang dalam menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari. Jika saat makan saja sudah tanpa etika yang benar, dapat dipastikan orang tersebut pun tidak beretika yang baik terhadap perilaku lainnya. Seperti, etika berbicara yang baik. Saat seseorang makan sambil bercerita dengan kawannya, sudah membuktikan bahwa ia tidak bisa menenpatkan diri dengan tepat saat mengajak seseorang berbicara. Terlebih berbicara saat sedang mengunyah makanan termasuk sikap yang melanggar etika sopan santun.

B.     Dampak Terhadap Kesehatan
Menurut ahli kesehatan dr. Andri Setiawan yang dimintai komentarnya mengatakan, selain alasan sopan santun, sebenarnya secara medis makan dan minum sambil duduk lebih menyehatkan ketimbang sambil berdiri.[23] Sebab dalam tubuh manusia terdapat jaringan penyaring (filter) atau yang lazim disebut sfringer, yaitu suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka dan menutup. Air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan di ginjal. Filter penyaring ini terbuka di saat kita duduk dan tertutup di saat berdiri. Ketika filter dalam posisi tertutup, air yang dikonsumsi sambil berdiri langsung masuk hingga ke kantong kemih tanpa proses penyaringan. Akibatnya, terjadi pengendapan di saluran ureter. Bila hal itu terus terjadi, bisa menyebabkan gangguan pada ginjal.
Ada dua saluran di leher kita, yaitu esofagus sebagai saluran makanan dari mulut ke lambung, dan trakea sebagai saluran udara dari mulut/hidung ke paru-paru. Diantara kedua saluran tersebut terdapat “katub”yang disebut epiglotis, yang berupa jaringan tulang rawan di “puncak” saluran pernafasan. Katub ini akan secara otomatis dan akurat menutup saluran udara saat kita menelan sesuatu. Katub akan membuka saat kita bernafas, atau berbicara.
Dalam kondisi tertentu bisa saja terjadi ”makanan” masuk ke saluran udara. Tentu saja ini bisa berakibat fatal. Ini terjadi saat katub menutupi jalur udara sewaktu kita menelan makanan, sekonyong-konyong katub itu membuka karena kamu berbicara. Akibatnya bisa jadi
secuil makanan menyelinap masuk ke saluran udara. Namun tubuh memiliki mekanisme yang menolak benda asing masuk ke saluran udara, yaitu dengan mekanisme batuk, atau juga tersedak yang mengakibatkan sebutir nasi terlempar keluar lewat hidung. Namun jika hal ini dibiarkan terus menerus dapat berakibat terjadinya iritasi pada tenggorokan.
Apabila kita makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung. Dengan kata lain, asam lambung akan naik ke saluran esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Iritasi sel kerongkongan ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pH 1 – 2,5) dan kadang ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada (disebut sebagai “heartburn”). Bila kita tetap membiasakan makan atau minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi dan menyebabkan kanker saluran esofagus. Cara mencegah reflux asam lambung ini adalah dengan makan sambil duduk.  Selain itu, makan minum sampai terlalu kenyang juga berbahaya bagi lambung.  Lambung memang dapat mengembang 6 kali lipat ketika diisi sampai benar-benar penuh. Makin banyak makanan yang tertampung dalam lambung, lambung pun harus bekerja ekstra keras mengeluarkan asam lambung lebih banyak untuk mencerna makanan di dalamnya. Apabila lambung terlalu penuh, kelebihan asam lambung malah akan mengalir naik ke saluran esofagus. Asam lambung juga dapat mengalir ke saluran esofagus bila kita tidur atau berbaring setelah makan.[24]

C.     Dampak Karena Tidak Mengikuti Ajaran Rasulullah
Seperti kita ketahui bersama, Rasulullah SAW sebagai utusan Allah adalah seorang manusia yang sempurna. Beliau adalah kekasih Allah. Allah juga telah menjelaskan di dalam alquran bahwa Rasulullah adalah suri teladan yang baik bagi seluruh umat manusia. Sebagai umat yang taat kepada Rasulullah, kita diwajibkan untuk mengikuti semua sunnah  beliau. Mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sudah pasti balasan yang akan kita daptkan adalah pahala dari Allah SWT. Sedangkan ganjaran bagi siapa saja yang tidak mengindakan ajaran beliau adalah berupa dosa.
Menyelisihi sunnah Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangatlah dilarang di dalam agama ini, jika hal ini terjadi maka akan semakin mendekatkan pelakunya kepada bid’ah, syirik bahkan kekufuran. Seperti apa yang tercantum dalam Alqur’an. Allah berfirman : “ Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih (An Nur:63)”.[25] Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku akan masuk surga kecuali oarng yang enggan, Beliau ditanya, Siapakah orang yang enggan itu wahai Rasulullah?”, Belaiau menjawab , “Barangsiapa taat kepadaku, niscaya masuk surga dan barang siapa yang ingkar niscaya masuk neraka”.[26]
Selain itu bagi siapa pun yang tidak mengikuti ajaran beliau, sedangkan ia tahu mengenai ajaran tersebut, maka amalnya tertolak atau ibadah yang dikerjakan, karena selain ikhlas karena Allah ta’ala mengikuti sunnah  merupakan syarat mutlak diterimanya amal atau ibadah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa melakukan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu amalan itu tertolak”.[27] Dan bukan amalan yang dilakukan justru cenderung kepada memunculkan perkara baru dalam agama ini. Maka perhatikanlah setiap amal yang dilakukan, karena tidak ada suatu kebaikanpun yang telah terlewatkan melainkan sudah disampaikan Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Jika sudah seperti itu, maka mengikuti sunnah walaupun sedikit itu lebih baik dibandingkan melakukan ibadah yang banyak tetapi bid’ah. Dan beribadahlah sesuai kemampuan tinggalkan segala apa yang dilarang Allah dan RasulNya.

V. Penutup
              Sebelum masuk pada usaha menjawab pertanyaan pertama, akan dipaparkan alasan mengapa mahasiswa STAIN Sorong penting untuk memperhatikan etika makan yang benar. Melihat dampak buruk yang akan dirasakan oleh seseorang akibat tidak menjaga etika makan dengan benar, patut dijadikan sebuah alasan yang tepat. Dampak buruk yang akan dirasakan mencakup tiga aspek yaitu perubahan tingkah laku, gangguan kesehatan, dan ganjaran akibat tidak mengikuti ajaran Rasul.
  Selanjutnya akan dijawab tiga pertanyaan yang diajukan pada bagian pendahuluan. Pertama, etika makan yang dijarkan oleh Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Etika dan adab saat beliau makan antara lain, memulai dengan basmalah dan mengakhiri dengan alhamdulillah, mengecilkan suapan, mengunyah makanan dengan baik, makan dari makanan yang dekat dengannya (pinggir) dan tidak makan dari tengah piring, mengunyah makanan dengan baik, menjilat piring makanannya sebelum mengelapnya dengan kain, atau mencucinya dengan air, tidak meniup makanan yang masih panas, memakannya ketika telah dingin, tidak bernafas di air ketika minum, dan bernafas di luar air hingga tiga kali, Rasulullah SAW hanya makan ketika benar-benar lapar, tidak bersandar saat makan, tidak minum sebelum makan, jika ada makanannya yang jatuh, ia mengambil dan memakannya, menghindari kenyang yang berlebihan.
Kedua, etika makan yang diterapkan oleh mahasiswa STAIN Sorong sangat beragam. Namun yang menjadi mayoritas etika pilihan mahasiswa yaitu makan baramai-ramai sambil duduk dan sambil berbincang-bincang.
Ketiga, dampak yang akan dirasakan oleh mahasiswa STAIN Sorong apabila tidak menjaga etika makan dengan benar akan dirasakan pada, pertama: perubahan sikap dan perilaku menjadi tidak sopan, sering terburu-buru, dan tidak beretika dengan baik. Kedua: pada kesehatan akan mempengaruhi kinerja ginjal, lambung, dan saluran esofagus. Ketiga: dilihat dari sudut pandang agama, seorang muslim yang tidak mengindahkan ajaran Rasul akan mendapatkan dosa, ibadahnya tidak diterima, dan dapat disebut pelaku bid’ah, syirik bahkan kufur.
              Sehubungan dengan riset yang dilakukan, peniliti akan memberikan saran-saran yang membangun. Yang pertama kepada mahasiswa STAIN Sorong, mari bersama-sama kita amalkan ajaran-ajaran Rasul, khususnya dalam hal etika makan. Sesuai penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dampak yang akan dirasakan sangatlah buruk. Rasulullah telah mencontohkan etika makan yang benar yang sesuai dengan ajaran Islam, yang mana tidak hanya untuk menjaga adab dan etika. Melainkan agar kita tidak turut serta merasakan dampak karena tidak memperhatikan etika makan yang benar. Tanamkan kesadaran di dalam diri kita sendiri. Yang kedua kepada pengelola STAIN Sorong. Sekiranya dapat memperluas kantin dan meningkatkan pelayanan. Menengok kondisi kantin yang kecil dan terbatasnya jumlah kursi dan meja untuk makan. Hal ini juga untuk menghindari pemandangan adanya mahasiswa yang terpaksa harus makan sambil berdiri atau jongkok karena tidak mendapatkan kursi. Selain itu, diharapkan adanya kerjasama untuk mewujudkan tata cara makan dengan etika yang benar di lingkungan STAIN Sorong.



KEPUSTAKAAN

Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahannya” (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 (Bertens 2000)
K. Bertens K, “Etika (Edisi Revisi)” (Yogyakarta:Kanisius,2012)
Muslim Rahmat, “Waspadai Bahaya Makan Sambil Berdiri”, (Digest, No. 37/II, 3 November 2008)
Prof. Dr . Abdul Basith Muhammad as-Sayyid. 2011 “Pola Makan Rasulullahhttp://www.thibbun.com/thibbun-nabawi/pola-makan-rasulullah.html
RepublikaBahaya Makan dan Minum Sambil Berdiri25 September 2013, h. 19
Women’s Guide 2012 “Jangan Makan Sambil Tertawa” http://poetry-womansguide.blogspot.com/2012/08/jangan-makan-sambil-tertawa.html.



DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN
Siti Muslimah, mahasiswi STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 11 November 2013, di STAIN Sorong, km.17
La Ode Muhammad Sagaf, mahasiswa STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 10 Januari 2014, di STAIN Sorong, km. 17
Muzaki Aflah, mahasiswa STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 22  Januari 2014, di STAIN Sorong km.17
Rizky Zulqaidah Ihamahu, mahasiswi Universitas Hasanudin,”Wawancara” pada tanggal 16 Januari 2014, di kompleks Moyo Permai km.12,5
Venny Rahmawati, mahasiswi STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 20 Januari 2014, di STAIN Sorong km.17
Nilovi Kausarillah, mahasiswi STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 20 Januari 2014, di STAIN Sorong km.17
Bella Mulia Aggraini, mahasiswi STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 22 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17
Wahidatul Munawarah, mahasiswi STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 22 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17
Vhina, mahasiswi STAIN Sorong, “Wawancara” pada tanggal 22 Januari 2014, di STAIN Sorong km.17
Nurhayati, ibu rumah, “Wawancara” pada tanggal 14 November 2013, di kompleks perumahan Pertamina Lido, Kelurahan Klasuur, Distrik Sorong Barat.








[1] Wawancara dengan Nurhayati, seorang ibu rumah tangga pada tanggal 14 November 2013 di kompleks perumahan Pertamina Lido, Kelurahan Klasuur, Distrik Sorong Barat.
[2] Hadist Riwayat al-Bukhari dan Muslim.
[3] Hasil wawancara dengan Siti Muslimah, mahasiswi STAIN Sorong, tanggal 11 November 2013, di STAIN Sorong, km.17.
[4] Hasil wawancara dengan La Ode Muhammad Sagaf, mahasiswa STAIN Sorong, tanggal 10 Januari 2014, di STAIN Sorong, km. 17.
[5] K. Bertens, “Etika (Edisi Revisi)” (Yogyakarta:Kanisius,2012),h.34
[6] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 –(mengutip dari Bertens 2000),h.123
[7] Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahannya” (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004), h.32
[8] Hadist Riwayat Al-Bukhari
[9] Hadist Riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi
[10] Hadist Riwayat Muslim
[11] Prof. Dr . Abdul Basith Muhammad as-Sayyid. 2011 “Pola Makan Rasulullahhttp://www.thibbun.com/thibbun-nabawi/pola-makan-rasulullah.html, diakses tanggal 12 Januari 2013
[12] Ibid
[13] Ibid
[14] Wawancara dengan Rizky Zulqaidah Ihamahu, mahasiswi Universitas Hasanudin, tanggal 16 Januari 2014 di kompleks Moyo Permai km.12,5
[15] Siti Muslimah;op.cit
[16] Wawancara dengan Venny Rahmawati, mahasiswi STAIN Sorong, tanggal 20 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17
[17] Hasil wawancara dengan Nilovi Kausarillah, mahasiswi STAIN Sorong, tanggal 20 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17.
[18] Wawancara dengan Bella Mulia Aggraini, mahasiswi STAIN Sorong, tanggal 22 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17.

[19] Hasil wawancara dengan Vhina, mahasiswi STAIN Sorong, tanggal 22 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17
[20] Wawancara dengan Wahidatul Munawarah, mahasiswi STAIN Sorong, tanggal 22 Januari 2014 di STAIN Sorong km.17
[21] Selengkapnya lihat Women’s Guide. 2012 “Jangan Makan Sambil Tertawa” http://poetry-womansguide.blogspot.com/2012/08/jangan-makan-sambil-tertawa.html. diakses tanggal 20 Januari 2014
[22] Hasil wawancara dengan Muzaki Aflah, mahasiswa STAIN Sorong, tanggal 22  Januari 2014 di STAIN Sorong km.17
[23] Rahmat Muslim, “Waspadai Bahaya Makan Sambil Berdiri”, Digest, No. 37/II, 3 November 2008, h. 16
[24]Bahaya Makan dan Minum Sambil Berdiri”, Republika, No.76 /Iv, 25 September 2013, h. 19
[25] Departemen Agama RI;op.cit;hal:501
[26]  Hadist Riwayat Bukhari
[27]  Hadist Riwayat Bukhari Muslim

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Kaidah Bahasa Indonesia

Kurangnya Pendidikan Moral di Sekolah

Lack Of Moral Education In School