Sedikit Cerita Tentang PARE “An Amazing Moment” - Pt. 1
PARE, KEDIRI.
Kebanyakan orang
Indonesia khususnya para pencari ilmu mengenalnya dengan sebutan Kampung
Inggris. Sebuah perkampungan di salah satu sudut Kabupaten Kediri. Tapi di
postingan kali ini saya tidak akan membahas perihal Pare sedikit pun. Penasaran
apa yang mau saya bahas? Keep reading, ya fellas....
Bangunan pada latar foto yang saya
pajang di atas adalah salah satu monumen khas Kediri. Letaknya sih bukan di
Pare. Bukan. Melainkan di Kediri Kota, yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit
dari Pare menggunakan motor dengan kecepatan standar. Tergantung sih, kalau
hujan tiba-tiba dan harus berteduh pasti memakan waktu lebih dari 15 menit. Oh
iya guys, buat kalian yang belum tau, monumen tersebut dikenal dengan sebutan SIMPANG
LIMA GUMUL. Monumen ini mirip-mirip dengan Arc de Triomphe de I’Ètoile
yang ada di area Place de I’Ètoile, Paris, France. Kalau
kamu lupa bentuknya seperti apa atau wawasan traveling kamu kurang, berikut
saya tampilkan gambarnya:
Untuk
perbandingan, berikut saya tampilkan juga gambar replikanya yang ada di Kediri,
Indonesia:
(Pict from: https://www.foap.com/photos/monument-simpang-lima-gumul-kediri-jatim-indonesia-7615670d-ccfc-426b-8195-a5181bb4b0b1 )
(Pict from: https://www.hargatiketwisata.xyz/2018/02/menikmati-keindahan-monumen-simpang-lima-gumul-kediri.html)
Dilihat dari segi
bentuknya sih mirip-miriplah. Tapi menurut saya sih banyak banget perbedaannya.
Arc de Triomphe terlihat lebih banyak pahatan relief-reliefnya dan terlihat
lebih tua pun. Maklum sudah dibangun sejak tahun 1800-an di masa Napoleon
Bonaparte dan bertujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya. Yah
pokoknya sudah lama banget pas masa-masanya Revolusi Prancis. Yang pasti saat
itu saya belum lahir, bahkan belum tau mungkin bakal jadi manusia dan datang ke
dunia.
Sedangkan Simpang
Lima Gumul baru mulai dibangun satu abad lebih setelahnya pada tahun 2003 dan
selesai di tahun 2008. Tujuannya... mungkin bermaksud dijadikan sebagai ikon
Kediri, tapi menurut Wikipedia nih si Gumul ini dibangun karena terinspirasi
dari raja Kediri, Jongko Jojoboyo, yang menyatukan lima wilayah di Kabupaten
Kediri. Dari segi tinggi bangunannya juga beda, guys. Arc de Triomphe dibangun
setinggi 50 meter, sedangkan SLG hanya setengahnya.
Nah, uniknya nih
kedua monumen ini sama-sama terletak pada persimpangan jalan raya. Gumul
terletak di pusat pertemuan lima jalan, sedangkan Arc de Triomphe di pusat
pertemuan dua belas jalan. Intinya mereka sama-sama terletak di tengah jalan
raya, bukan di pinggiran seperti monumen pada umumnya. Nah, bisa dibayangkan
kalau mau menuju kesana, kira-kira harus lewat mana? Haruskah nyebrang
melintasi kepadatan lalu lintas di lima atau dua belas jalan itu? Syukur
alhamdulillah kalau selamat.. Belum lagi kalau pakai kendaraan, bingung kan mau
parkir dimana? Aman apa tidak? Kena tilang apa tidak?
Untungnya para
perancang bangunan ini sudah memikirkan ide-ide jenius untuk menyiasati
kebingungan calon pengunjung. Jadi, disekitaran dekat monumen ini disediakan
lahan untuk area parkir. Dan para pengunjung harus melewati jalan bawah tanah
yang menghubungkan tempat parkir tersebut dengan kedua monumen ini. Kalau di
SLG jalan bawah tanah yang harus dilewati sekitar 100 meter. Entah kalau yang
di Paris.
Pengunjung pun
dapat masuk dan manjat ke dalam kedua monumen ini. Tentunya dengan melewati
pintu dan tangga yang sudah disediakan. Untuk para pengunjung Arc de Triomphe,
bisa naik sampai ke puncaknya dan melihat pemandangan Paris yang pasti indah.
Maaf hanya menerka-nerka karena belum pernah kesana. Sedangankan Gumul,
entahlah. Dan mereka berdua pun masing-masing dilengkapi dengan beberapa sarana
umum lainnya seperti gedung serbaguna, ruang auditorium, dan minimarket.
Hal sama lainnya yaitu
kedua monumen ini sama-sama menjadi pusat keramaian. Letaknya strategis
berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, dan mungkin tidak
pernah sepi pengunjung. Gak tau kalau jam 3 pagi. Khusus SLG nih yaa, monumen
ini bisa dibilang sebagai penggerak ekonomi masyarakat Kediri. Karena menjadi Central
Bussiness District dengan harapan semakin memajukan Kediri, baik kota
maupun masyarakatnya. Intinya banyak manfaatnya sebagai sarana tempat berbisnis
dan secara langsung mensejahterakan masyarakatnya. Thumbs up deh untuk
Pemerintah Kabupaten Kediri.
Oiya guys, back
to the foto paling utama dari postingan ini. Di foto itu kalian bisa lihat,
seperti apa kondisi saya dan dua teman saya saat berpose di depan SLG? Mungkin
tidak terlihat jelas, tapi sebenarnya kami sedang basah kuyup dan hujan sedang
deras-derasnya saat itu. Biasa saja sih mungkin, tapi sebenarnya ada cerita
unik dibalik foto itu guys. Anyway, cerita unik yang unexpected itu ada
dipostingan selanjutnya yaaa. Monggo, di klik link berikut. Terima Kasih,
loh...
https://deyhardiyanti.blogspot.com/2019/03/sedikit-cerita-tentang-pare-amazing.html
.
*Beberapa informasi disadur dari berbagai sumber
https://deyhardiyanti.blogspot.com/2019/03/sedikit-cerita-tentang-pare-amazing.html
.
*Beberapa informasi disadur dari berbagai sumber
Comments
Post a Comment