Sedikit Cerita Tentang PARE “An Amazing Moment” - Pt. 1





PARE, KEDIRI.

Kebanyakan orang Indonesia khususnya para pencari ilmu mengenalnya dengan sebutan Kampung Inggris. Sebuah perkampungan di salah satu sudut Kabupaten Kediri. Tapi di postingan kali ini saya tidak akan membahas perihal Pare sedikit pun. Penasaran apa yang mau saya bahas? Keep reading, ya fellas....

Bangunan pada latar foto yang saya pajang di atas adalah salah satu monumen khas Kediri. Letaknya sih bukan di Pare. Bukan. Melainkan di Kediri Kota, yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari Pare menggunakan motor dengan kecepatan standar. Tergantung sih, kalau hujan tiba-tiba dan harus berteduh pasti memakan waktu lebih dari 15 menit. Oh iya guys, buat kalian yang belum tau, monumen tersebut dikenal dengan sebutan SIMPANG LIMA GUMUL. Monumen ini mirip-mirip dengan Arc de Triomphe de I’Ètoile yang ada di area Place de I’Ètoile, Paris, France. Kalau kamu lupa bentuknya seperti apa atau wawasan traveling kamu kurang, berikut saya tampilkan gambarnya:









Untuk perbandingan, berikut saya tampilkan juga gambar replikanya yang ada di Kediri, Indonesia:







Dilihat dari segi bentuknya sih mirip-miriplah. Tapi menurut saya sih banyak banget perbedaannya. Arc de Triomphe terlihat lebih banyak pahatan relief-reliefnya dan terlihat lebih tua pun. Maklum sudah dibangun sejak tahun 1800-an di masa Napoleon Bonaparte dan bertujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya. Yah pokoknya sudah lama banget pas masa-masanya Revolusi Prancis. Yang pasti saat itu saya belum lahir, bahkan belum tau mungkin bakal jadi manusia dan datang ke dunia.

Sedangkan Simpang Lima Gumul baru mulai dibangun satu abad lebih setelahnya pada tahun 2003 dan selesai di tahun 2008. Tujuannya... mungkin bermaksud dijadikan sebagai ikon Kediri, tapi menurut Wikipedia nih si Gumul ini dibangun karena terinspirasi dari raja Kediri, Jongko Jojoboyo, yang menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri. Dari segi tinggi bangunannya juga beda, guys. Arc de Triomphe dibangun setinggi 50 meter, sedangkan SLG hanya setengahnya.

Nah, uniknya nih kedua monumen ini sama-sama terletak pada persimpangan jalan raya. Gumul terletak di pusat pertemuan lima jalan, sedangkan Arc de Triomphe di pusat pertemuan dua belas jalan. Intinya mereka sama-sama terletak di tengah jalan raya, bukan di pinggiran seperti monumen pada umumnya. Nah, bisa dibayangkan kalau mau menuju kesana, kira-kira harus lewat mana? Haruskah nyebrang melintasi kepadatan lalu lintas di lima atau dua belas jalan itu? Syukur alhamdulillah kalau selamat.. Belum lagi kalau pakai kendaraan, bingung kan mau parkir dimana? Aman apa tidak? Kena tilang apa tidak?

Untungnya para perancang bangunan ini sudah memikirkan ide-ide jenius untuk menyiasati kebingungan calon pengunjung. Jadi, disekitaran dekat monumen ini disediakan lahan untuk area parkir. Dan para pengunjung harus melewati jalan bawah tanah yang menghubungkan tempat parkir tersebut dengan kedua monumen ini. Kalau di SLG jalan bawah tanah yang harus dilewati sekitar 100 meter. Entah kalau yang di Paris.

Pengunjung pun dapat masuk dan manjat ke dalam kedua monumen ini. Tentunya dengan melewati pintu dan tangga yang sudah disediakan. Untuk para pengunjung Arc de Triomphe, bisa naik sampai ke puncaknya dan melihat pemandangan Paris yang pasti indah. Maaf hanya menerka-nerka karena belum pernah kesana. Sedangankan Gumul, entahlah. Dan mereka berdua pun masing-masing dilengkapi dengan beberapa sarana umum lainnya seperti gedung serbaguna, ruang auditorium, dan minimarket.

Hal sama lainnya yaitu kedua monumen ini sama-sama menjadi pusat keramaian. Letaknya strategis berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, dan mungkin tidak pernah sepi pengunjung. Gak tau kalau jam 3 pagi. Khusus SLG nih yaa, monumen ini bisa dibilang sebagai penggerak ekonomi masyarakat Kediri. Karena menjadi Central Bussiness District dengan harapan semakin memajukan Kediri, baik kota maupun masyarakatnya. Intinya banyak manfaatnya sebagai sarana tempat berbisnis dan secara langsung mensejahterakan masyarakatnya. Thumbs up deh untuk Pemerintah Kabupaten Kediri.

Oiya guys, back to the foto paling utama dari postingan ini. Di foto itu kalian bisa lihat, seperti apa kondisi saya dan dua teman saya saat berpose di depan SLG? Mungkin tidak terlihat jelas, tapi sebenarnya kami sedang basah kuyup dan hujan sedang deras-derasnya saat itu. Biasa saja sih mungkin, tapi sebenarnya ada cerita unik dibalik foto itu guys. Anyway, cerita unik yang unexpected itu ada dipostingan selanjutnya yaaa. Monggo, di klik link berikut. Terima Kasih, loh...

https://deyhardiyanti.blogspot.com/2019/03/sedikit-cerita-tentang-pare-amazing.html

.
*Beberapa informasi disadur dari berbagai sumber

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Kaidah Bahasa Indonesia

Kurangnya Pendidikan Moral di Sekolah

Lack Of Moral Education In School